Kamis, 30 Juni 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama                            : Dhea Mayangsari A
NPM                             : 11515806
Tanggal Pemeriksaan : 21 April 2016
Nama Asisten : 1. Aisyah Tyas
                           2. Ika Yulistyamawati

Paraf Asisten  :          

IV.    Percobaan                                 : Indera Penciuman dan Indera Pengecap
1.      Nama Percobaan                :  Cara kerja bau hio, dupa dan obat nyamuk bakar
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari Aisyah
a.      Tempat Percobaan       : Laboratorium Psikologi Faal
b.      Tujuan Percobaan       :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.

c.       Dasar Teori                   :  Hidung berfungsi sebagai indera pembau yang sangat peka. Hidung juga berfungsi sebagai jalan pernapasan. Bagian hidung yang sangat sensitive terhadap bau terdapat pada bagian atas rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lender yang berguna untuk menyaring dan menghangatkan udara yang kita hirup. Hidung merupakan alat indra yang bukan saja peka untuk pembau, melainkan juga untuk membantu mengetahui rasa. Bila kamu membau sesuatu yang tidak sedap, kamu pasti segera menutup hidung. Bau dari suatu zat dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung. Bau menimbulkan rangsang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf pembau yang terdapat didalam selaput lender rongga hidung. Rangsang tersebut kemudian diteruskan ke otak. Dengan demikian kita dapat membau. Manusia tidak dapat menbaui O2, CO2, dan CO. Perbedaan dalam konsentrasi dari substansi yang berbau dapat menimbulkan perbedaan dalam sensasi. Kita dapat mengidentifikasikan zat – zat yang dapat menyebabkan perangsang penciuman yaitu a. zat harus mudah menguap, sehingga dapat dihirup dan masuk kelubang hidung,
b. zat dapat larut dalam air, sehingga ia dapat melalui muskus untuk mencapai sel olfaktoria,
c. zat dapat larut dalam lipida. Hal ini diduga karena rambut olfaktoria dan ujung sel – sel olfaktoria tediri dari zat – zat lipid.
d.      Alat yang Digunakan   :  Tempat membakar hio, dupa dan obat bakar nyamuk
e.       Jalannya Percobaan    : Subjek diminta untuk mencium aroma hio, dupa, dan obat nyamuk bakar sesudah dan sebelum dibakar lalu membandingkannya bau yang sesudah atausebelum dibakar.
f.       Hasil Percobaan           : 1.Percobaan Individu
Hio, dupa, dan obat nyamuk bakar lebih menyengat baunya ketika sudah dibakar
2. Hasil Sebenarnya
·         Hio, dupa dan obat nyamuk bakar lebih kuat baunya ketika dibakar.
·         Karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas
g.      Kesimpulan                   :           Kemampuan hidung perempuan dan laki-laki seimbang dalam hal menghirup atau membedakan bau gas, karena keduanya sama - sama merasakan bahwa bau hio, kemenyan, dupa, dan obat nyamuk bakar dapat dirangsang oleh concha nasal superior
h.      Daftar Pustaka           :        Evelyn, C., P. (2000). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Farida, N. (2009). Me and my body mengenal bagian-bagian tubuhku. Jakarta: Grasindo
Sumantoro. (2008). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam kelas 4 SD. Yogyakarta: Kanisius

2.      Nama Percobaan                : Cara kerja membedakan wewangian
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari Aisyah
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b.      Dasar Teori                   : Hidung berfungsi sebagai indera pembau yang sangat peka. Hidung juga berfungsi sebagai jalan pernapasan. Bagian hidung yang sangat sensitive terhadap bau terdapat pada bagian atas rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lender yang berguna untuk menyaring dan menghangatkan udara yang kita hirup. Hidung merupakan alat indra yang bukan saja peka untuk pembau, melainkan juga untuk membantu mengetahui rasa. Bila kamu membau sesuatu yang tidak sedap, kamu pasti segera menutup hidung. Indera pembau pada manusia memiliki reseptor yang peka terhadap  rangsangan kimia berupa gas atau uap sehingga disebut kemoreseptor. Ujung-ujung saraf pembau selalu diliputi lender agar tetap lembab sehingga molekul kimia yang ada di udara dapat larut didalamnya.
Indera pembau manusia meiliki reseptor berupa sel-sel saraf pembau yang mengalami modifikasi berupa silia dan terletak pada bagian atas rongga hidung. Sel-sel saraf pembau tersebut bergabung membentuk serabut saraf pembau menuju otak. Pada bagian hidung kita terdapat banyak sel-sel saraf. Bau yang tercium hidung kita sesungguhnya berasal dari molekul-molekul bau. Ketika kita mengambil napas, molekul molekeul bau juga masuk kedalam hidung. Molekul-molekul bau yang dibawa oleh udara ketika masuk kedalam hidung akan merangsang sel-sel saraf hidung. Selanjutnya sel-sel saraf mengirimkan pesan-pesan ke otak. Otak tidak berhubungan langsung dengan molekul bau, tetapi melalui pesan-pesan dari sel-sel saraf. Penilaian yang diberikan oleh otak terhadap pesan-pesan inilah yang kita kenal sebagai bau.
c.       Alat yang digunakan   : Beberapa macam wewangian
d.      Jalannya Percobaan    : Subjek diminta untuk menebak benda apa yang ada di dalam gelas 1 sampai gelas 4 dengan cara mencium wanginya.
e.       Hasil Percobaan           : 1. Percobaan Individu
Gelas 1         : Daun sereh (yang benar : jeruk nipis)
Gelas 2         : Daun pandan
Gelas 3         : Kopi hitam
Gelas 4         : Jahe
2.Hasil Sebenarnya
·      Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, perempuan lebih baik
·      Proporsinya, dari 5 macam wewangian perempuan 5 laki-laki
f.       Kesimpulan                   :  Kemampuan hidung untuk menghirup aroma benda-benda dengan bau yang khas dan menyengat lebih mudah terutama bagi perempuan karena perempuan memiliki sel-sel olfactory yang lebih banyak.
g.      Daftar Pustaka             :  Gul, S. (2007). Sistem pernapasan. Istanbul: Yudhistira
Sumantoro. (2008). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam kelas 4 SD. Yogyakarta: Kanisius
Suyitno, A., & Sukirman. 2008. Biology for Junior High School. Jakarta: Yudhistira

3.      Percobaan                           : Indera Pengecap
Nama Percobaan                : Membedakan berbagai macam rasa
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari Aisyah
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       :  Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa
b.      Dasar Teori                   :  Lidah merupakan bagian dari reseptor kimia tubuh lainnya, organ yang menerima rangsangan ini adalah ujung pengecap yang berada di lidah. Jumlah ujung pengecap ini dapat mencapai 10.000 buah yang tersembunyi diantara tonjolan-tonjolan lidah (papilla). Setiap ujung pengecap memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap rasa. Pada dasarnya, rasa sangat beragam sekali, tapi hanya ada empat rasa yang umum kita kecap, yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Setiap bagian di lidah mempunyai sensitivitas berbeda terhadap sensasi empat rasa tersebut. Zat pahit yang dirasakan pada lidah bagian be;akang, rasa asam dirasakan sepanjang pinggir, rasa asin dan manis dirasakan pada bagian dorsal depan. Keempat rasa dapat juga dirasakan oleh langit-langit, faring dan epiglotis. Setiap sensasi yang diberikan akan diterima oleh reseptor di dalam ujung pengecap yang akan membbuat perbedaan potensial sehingga impuls saraf dapat dialirkan ke sistem saraf pusat. Bagian otak yang menerima rangsangan ini adalah saraf kranial VII (fasial) dan saraf kranial IX (glosofaringeal).
Para ilmuwan menemukan bahwa peta rasa lidah yang dipakai selama ini adalah salah. Peta rasa tersebut pertama kali diungkapkan oleh Hanig pada tahun 1901 dalam Philosophisce Studien. setelah dikaji selama 100 tahun, diketahui bahwa semua kuncup pengecap dapat mendeteksi keempat rasa utama ditambah dengan rasa gurih. Setiap kuncup pengecap tidak deprogram untuk merespons hanya satu jenis rasa saja. Rasa dapat diperoleh dari semua bagian lidah yang mengandung kuncup pengecap.
c.       Alat yang Digunakan : Cotton bud, 8 larutan rasa (manis, asin, pahit, dan pedas)
d.      Jalannya Percobaan    :  Subjek diminta untuk merasakan 8 larutan dengan menggunakan cotton bud dan menuliskannya
e.       Hasil Percobaan           : -      Percobaan Individu
1.      Manis
2.      Asin
3.      Asam
4.      Pedas
5.      Asam
6.      Pedas
7.      Pahit
8.      Pahit
-    Hasil Sebenarnya
1.      Manis
2.      Asin
3.      Asam
4.      Pedas manis
5.      Pedas asin
6.      Pedas asam
7.      Pedas pahit
8.      Pahit
f.       Kesimpulan                   :  Lidah bukan hanya dapat merasakan empat rasa utama saja, tetapi lidah dapat merasakan berbagai macam rasa di seluruh permukaannya yang terdapat papilla. Rasa pedas terjadi akibat iritasi permukaan lidah oleh zat cabai yang disebut zat capsaicin. Zat tersebut menimbulkan sensai pedas dan panas pada lidah kita.
g.      Daftar Pustaka             :  Ferdinand, F., & Ariebowo, M. (2007). Praktis belajar biologi. Jakarta: Visindo
Karmana, O. (2004). Cerdas belajar biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama
Suyitno, A., & Sukirman. 2008. Biology for Junior High School. Jakarta: Yudhistira


Tidak ada komentar:

Posting Komentar