Minggu, 05 Juni 2016

Laporan Praktikum Psikologi Faal

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama                            : Dhea Mayangsari A
NPM                             : 11515806
Tanggal Pemeriksaan : 7 April 2016
Nama Asisten : 1. Obaja L. Raja
2. Gesia Asyara

Paraf Asisten :

II.    Percobaan                                 :  Indera Pendengaran dan Keseimbangan
1.      Nama Percobaan                : Percobaan Rine
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari A dan Ditha Cahya P
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal


a.      Tujuan Percobaan       :  Untuk membuktikan bahwa transmisi melalui udara lebih baik daripada tulang.
b.      Dasar Teori                   :  Telinga merupakan alat indera yang digunakan untuk mendengarkan suara. Telinga peka sekali terhadap rangsangan gelombang bunyi. Bunyi yang dapat didengar telinga manusia dan sebagian besar hewan adalah bunyi audiosonik. Proses terdengarnya bunyi yaitu: bunyi masuk ke telinga dan menggetarkan gendang telinga, kemudian cairan limfa dirumah siput ikut bergetar, getaran diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran, akhirnya terdengarlah bunyi. Telinga memiliki tiga bagian yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Bagian-bagian telinga luar yaitu aurikel (daun telinga), mediusaudiototrius (liang telinga luar) dan membran timpani (gendang telinga). Telinga tengah terdiri dari maleus (tulang martil), incus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi).
Di telinga dalam memiliki selaput, koklea,, dan saluran gelung. Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Dimana gelombang itu melewati saluran pendengaran sampai pada membrane timpani dan dilanjutkan ke bagian-bagian telinga lainnya. Bunyi dapat didengar manusia melalui transmisi dua getaran yaitu transmisi hawa (aerotymponal) dan transmisi tulang (cranitymponal).  
c.       Alat yang Digunakan   : Garputala
d.      Jalannya Percobaan    1. Craniotymponal
Garputala dipukulkan ke besi sampai bergetar, lalu taruh garputala dipuncak kepala sampai getarannya hilang tetapi tidak sampai menempel ke kepala. Lalu didekatkan ke lubang telinga, apakah masih terdengar suara dari garputala atau tidak.
2.Aerotymponal
Garputala dipukulkan ke media besi sampai bergetar, lalu arahkan garputala ke depan lubang telinga lalu didekatkan ke belakang tulang telinga apakah masih terdengar suara atau tidak.
e.       Hasil Percobaan           : 1. Hasil Percobaan Individu
Craniotymponal : Tidak terdengar suara
Aerotymponal : Terdengar suara
1.                   Hasil Sebenarnya
1.1              Suara nada garputala tidak terdengar ketika diletakkan di puncak kepala. Masih tetap terdengar ketika garputala itu didekatkan didepan lubang telinga.
1.2              Suara dipengaruhi oleh beberapa faktor. Semakin besar garputala maka semakin besar suara
1.3              Jika garputala dan telinga disejajarkan, maka akan bagus.
1.4              Pada orangtua relativitas membran timpani kurang berfungsi dengan baik.
1.5              Membran timpani menggetarkan maleus, incus, stapes sehingga terdengar suara.
f.       Kesimpulan                   : Suara yang dihasilkan dari getaran garputala dapat merangsang kerja telinga dengan baik. Suara yang ditangkap oleh telinga akan membuat membrane timpani menggetarkan tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi.
g.       Daftar Pustaka            : Arisworo, J., Yusa, & Sutresna, N. (2006). Ilmu pengetahuan alam untuk sekolah menengah pertama. Jakarta: Grafindo
MagicMathic’s, L. (2008). Jurus jitu sukses uasbn 2009. Yogyakarta: Indonesia Tera
Maniam. (2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
2.      Nama Percobaan                : Tempat Sumber Bunyi
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk menentukan sumber bunyi
b.      Dasar Teori                   :  Telinga merupakan indera pendengaran pada manusia dan telinga adalah indera mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Gelombang bunyi memerlukan medium untuk merambat. Udara tempat merambatnya gelombang bunyi disebut zat antara atau medium antara. Selain udara, zat cair dan zat padat pun merupakan zat antara bagi gelombang bunyi. Diruang hampa udara, bunyi tidak dapat merambat. Hal tersebut dubuktikan oleh seorang ilmuwan fisika Jerman yang bernama Otto von Guericke (1602-1686).
Bagian luar telinga pada dasarnya, berfungsi sebagai corong untuk suara. Bagian ini meneruskan dan melokalisasi suara (itulah sebenarnya alasan kita mempunyai dua telinga, sehingga anda dapat menentukan darimana arah suara itu datang). Saat suara memasuki lubang telinga, otak dapat membuat keputusan berdasarkan suara yang anda dengar. Agar dapat mendengar, suara berjalan melintasi jalur preakitan struktur yang masing-masing mempunyai peran dalam menghasilkan suara. Telinga bagian luar terdiri atas gendang telinga yang berfungsi mengubah gelombang suara ke dalam getaran mekanis yang menggtarkan tiga tulang yang melekat pada telinga dalam, berisi cairan dan saraf-saraf.  
c.       Alat yang Digunakan   : Pipa karet
d.      Jalannya Percobaan    :  Kedua ujung karet didekatkan ke telinga, lalu seseorang dari belakang memencet pipa di sebelah kanan, kiri atau tengah tanpa sepengetahuan subjek. Lalu subjek menebak darimanakah asal suara yang dipencet.
e.       Hasil Percobaan           : 1. Hasil Percobaan Individu
Benar 4 (Kanan, kanan, kiri, dan kiri) salah 1 (tengah)
2. Hasil Sebenarnya
Subjek masih dapat membedakan suara pada pipa kiri dan kanan dianggap normal. Namun, suara tengah sedikit sulit.
f.       Kesimpulan                   : Kita dapat mendengar dan membedakan arah dar datangnya suara melalui telinga kanan dan telinga kiri.
g.      Daftar Pustaka             : Maniam. (2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
Roizen, F, M & Oz, M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahammi tubuh agar tetap sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka
Surya, Y. (2009). Getaran dan gelombang. Tangerang: PT. Kandel
 
3.      Nama Percobaan                : Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk memeriksa ketajaman pendengaran
b.      Dasar Teori                   :  Manusia dapat mendengar suara pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Pada dasarnya,  telinga anda menerima gelombang suara dan mengubahnya menjadi energi elektrik sehingga otak dapat memahaminya. Benar, telinga kita mengubah dunia analog menjadi dunia digital. Kemampuan anda dalam mendengar juga tergantung pada rambut-rambut pada pembuluh rumah siput. Jika sel-sel rambut anda mati, anda mengalami kehilangan pendengaran. Kemungkinan besar dikarenakan oleh suara yang keras atau kurangnya persediaan darah.Sekitar 60 persen orang yang berusia lebih dari 65 tahun akan mengalami kehilangan pendengaram, dan 40 persennya membutuhkan pengeras.
Jika kita terlalu sering mendengar bunyi-bunyian yang sangat keras atau lengkingan berfrekuensi tinggi, telinga menjadi makin tidak sensitive dan ketulian mungkin saja terjadi. Hal ini karena tulang-tulang rawan yang terdapat di bagian tengah telinga terlalu sering bergetar dengan sangat hebat sehingga mulai kaku. Akhirnya, tulang-tulang ini menjadi tidak efektif lagi dalam menangkap gelombang bunyi yang melaluinya.
c.       Alat yangDigunakan    : Arloji/jam
d.      Jalannya Percobaan    :  Arloji didekatkan ke telinga subjek, dengan perlahan arloji dijauhkan dari telinga. Lalu apakah subjek masih dapat mendengar suara detim dari arloji tersebut. Jika sudah tidak terdengar lagi, maka subjek harus memberhentikannya. Lalu ukur berapa jauh jarak arloji dengan telinga subjek. Dilakukan pada kedua telinga.
e.       Hasil Percobaan           : 1. Hasil Percobaan Individu
Kanan 50 cm dan Kiri 56 cm
2. Hasil Sebenarnya
Sangat dipengaruhi oleh kebisingan. Biasanya diatas rata-rata 50cm. telinga kanan dapat mendengar lebih jauh daripada telinga kiri.
f.       Kesimpulan                   :  Seberapa jauh telinga kita dapat mendengar dengan baik itu tergantung dari kebisingan disekitar kita dan kerja otak kanan dan otak kiri.
g.      Daftar Pustaka             : Abdullah, M. (2004). IPA fisika smp dan mts jilid 2.  Jakarta: Esis
Maniam. (2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
Roizen, F, M & Oz, M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahami tubuh agar tetap sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka

4.      Nama Percobaan                : Kedudukan kepala dan mata normal
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang)  akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala; melihat adanya nistagmus.
b.      Dasar Teori                   : Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi(keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus dan Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan olehtigasaluran setengah lingkaran.
Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut ampulla.didalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak. Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli. Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otakakan dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
c.       Alat yang Digunakan   :  Individu
d.      Jalannya Percobaan    : Subjek berjalan lurus lalu hentakkan kepala ke kiri, setelah itu berputar arah dan berjalan lagi, lalu hentakkan kepala ke sebelah kanan. Setelah itu berjalan lagi.
e.    Hasil Percobaan           : 1. Hasil Percobaan Individu
Jalan pertama sebelum hentak             : normal
Jalan kedua sesudah hentak kiri          : normal
Jalan ketiga sesudah hentak kanan     : pusing
2.Hasil Sebenarnya
Dalam sikap tubuh biasa praktikan dapat berjalan lurus atau tidak kesulitan dengan sikap tubuh dengan muka dibuang kekanan atau kekiri praktikan tidak dapat berjalan lurus. Biasanya jalan kekiri atau kekanan.
f.       Kesimpulan                   :. Keseimbangan kita akan terganggu jika pandangan kita kekiri atau kekanan karena informasi keseimbangan berasal dari visual, vestibular dan sematosensori yang berpengaruh terhadap keseimbangan.
g.      Daftar Pustaka             : Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, F., & Winarni, E. (2004). Biologi sma/ma. Jakarta: Erlangga
Astuti, T. (2015). Buku pedoman umum pelajar ripal: Rangkuman ilmu pengetahuan alam lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing
Roizen, F, M & Oz, M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahammi tubuh agar tetap sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka

5.      Nama Percobaan                :  Kanalis Semisirkularis Horizontalis
Nama Subjek Percobaan   :  Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan             :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang)  akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala; melihat adanya nistagmus.
b.      Dasar Teori                   :  Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi(keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus dan Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan olehtigasaluran setengah lingkaran.
Saluran pendengaran menjadi salah satu organ keseimbangan tubuh. Hal tersebut karena dalam saluran setengah lingkaran terdapat sebuah saluran kecil di atas rumah siput yang disebut sanalis semisirkularis. Kanalis semisirkularis terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran. Satu saluran berada dalam posisi horizontal yang disebut ampula,, sedangkan dua bagian lainnya dalam posisi vertical, yaitu skula dan utrikula.
Didalam kanalis semisirkularis terdapat cairan dan rambut getar yang berfungsi sebagai alat pengenal posisi sehingga kita dapat menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, di dalam saluran ini juga terdapat suatu protein dan kalsium karbonat yang ikut menentukan posisi tubuh, yaitu otolit.  Bersama dengan cairan yang berada didalam kanalis semisirkularis, otak dapat memehami posisi tubuh kita dan mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.

c.       Alat yangDigunakan    : Individu
d.      Jalannya Percobaan    :  Subjek menunduk (dagu sampai menyentuh dada) lalu diputar ke kiri sebanyak tiga kali, jika laki-laki sebanyak lima kali. Lalu setelah diputar subjek diminta untuk berjalan kedepan. Lalu lakukan lagi tetapi diputar kearah kanan.
e.       Hasil Percobaan           : 1.  Hasil Percobaan Individu
Jalan pertama setelah berputar tiga kali ke kanan  sangat pusing.
Jalan kedua setelah berputar tiga kali ke kiri tidak pusing.
2.Hasil Sebenarnya
Untuk percobaan 1 biasanya mengalami kesulitan untuk berjalan lurus atau normal. Karena cairan endolimph dan perilimph terganggu atau bergejolak.
Untuk percobaan 2 biasanya tidak terlalu mengalami kesulitan untuk berjalan lurus seperti pada percobaan 1. Karena cairan endolimph dan perilimph normal kembali.
f.       Kesimpulan                   :  Keseimbangan seseorang akan terganggu jika cairan endolimph dan perilimph berguncang. Hal itu menyebabkan skita tidak dapat berjalan dengan lurus atau normal.
g.      Daftar Pustaka             :  Astuti, T. (2015). Buku pedoman umum pelajar ripal: Rangkuman ilmu pengetahuan alam lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing
Ferdinand, F & Ariebowo, M. (2010). Praktis belajar biologi. Jakarta: Visindo
Susilowarno, R, G. (2009). Siap menghadapi uian nasional 2010 biologi sma/ma. Jakarta: Grasindo
6.      Nama Percobaan                : Nistagmus
Nama Subjek Percobaan   : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan             : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan       : Untuk memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang)  akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala; melihat adanya nistagmus.
b.      Dasar Teori                   :  Ketika seseorang mendapat gangguan di salah satu sistem vestibular, visual, proprioceptive  atau kognitif maka kesimbangan akan terganggu. Salah satu penyebabnya bisa karena tekanan darah rendah ke otak, stroke atau tumor. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan oleh aktivitas motoric yang tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan regulasi.
Ketika kepala tegak, miring, atau berputar, permukaan cairan didalam saluran setengah lingkaran tersebut akan bergoyang dan mengenai ujung-ujung saraf. Tersentuhnya saraf oleh cairan ini diartikan sebagai berita yang kemudian dikirim ke otak. Berita tersebut diterjemahkan oleh otak dan mengartikan bahwa tubuh kita sedang bergoyang dan tidak seimbang. Otak akan memerintah otot tertentu agar mengendur sehingga keseimbangan tubuh terjaga dan kita tidak jatuh. Naik komedi putar akan menyebabkan permukaan cairan di dalam saluran setengah lingkaran berubah-ubah secara tidak teratur. Saat itulah keseimbangan tubuh terganggu dan kita akan merasa mual dan pusing.
c.       Alat yangDigunakan    : Individu
d.      Jalannya Percobaan    :  Subjek meletakkan tangan kiri di telinga kanan dan tangan kanan di lutut kiri sambil menunduk (dagu menyentuh dada) lalu memejamkan mata dan diputar ke kiri tiga kali, untuk laki-laki diputar kekiri lima kali. Setelah diputar, catat apa yang dirasakan. Lalu lakukan lagi tetapi diputar ke kanan. Dan catat apa yang dirasakan
e.       Hasil Percobaan           : 1. Hasil Percobaan Individu
f.       Kesimpulan                   :  Jika cairan endolimph dan perilymph iterganggu maka kita tidak dapat berjalan lurus. Selain itu, peran otak dalam menerjemahkan sinyal-sinyal yang diberikan oleh saluran telinga juga mempengaruhi kesimbangan seseorang.
g.      Daftar Pustaka             :  John, P, J. (2009). Biopcychology. Yogyakarta: EGC
Tim IPA KP. (2008). Tubuh manusia penunjang pelajaran ipa. Depok: Sahabat Generasi Cerdas
Puspitawati, I. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma



Tidak ada komentar:

Posting Komentar