LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama : Dhea
Mayangsari A
NPM : 11515806
Tanggal Pemeriksaan : 7
April 2016
|
Nama Asisten : 1.
Obaja L. Raja
2.
Gesia Asyara
Paraf Asisten :
|
II. Percobaan : Indera Pendengaran dan Keseimbangan
1.
Nama
Percobaan : Percobaan Rine
Nama Subjek Percobaan :
Dhea
Mayangsari A dan Ditha Cahya P
a. Tujuan Percobaan : Untuk
membuktikan bahwa transmisi melalui udara lebih baik daripada tulang.
b. Dasar Teori : Telinga
merupakan alat indera yang digunakan untuk mendengarkan suara. Telinga peka
sekali terhadap rangsangan gelombang bunyi. Bunyi yang dapat didengar telinga
manusia dan sebagian besar hewan adalah bunyi audiosonik. Proses terdengarnya
bunyi yaitu: bunyi masuk ke telinga dan menggetarkan gendang telinga, kemudian
cairan limfa dirumah siput ikut bergetar, getaran diteruskan ke otak melalui
saraf pendengaran, akhirnya terdengarlah bunyi. Telinga memiliki tiga bagian
yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Bagian-bagian telinga luar yaitu aurikel (daun telinga), mediusaudiototrius (liang telinga luar)
dan membran timpani (gendang telinga). Telinga tengah terdiri dari maleus (tulang martil), incus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi).
Di
telinga dalam memiliki selaput, koklea,, dan saluran gelung. Suara ditimbulkan
oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan
volumenya berbeda-beda. Dimana gelombang itu melewati saluran pendengaran
sampai pada membrane timpani dan dilanjutkan ke bagian-bagian telinga lainnya.
Bunyi dapat didengar manusia melalui transmisi dua getaran yaitu transmisi hawa
(aerotymponal) dan transmisi tulang (cranitymponal).
c. Alat yang Digunakan :
Garputala
d. Jalannya Percobaan : 1. Craniotymponal
Garputala
dipukulkan ke besi sampai bergetar, lalu taruh garputala dipuncak kepala sampai
getarannya hilang tetapi tidak sampai menempel ke kepala. Lalu didekatkan ke
lubang telinga, apakah masih terdengar suara dari garputala atau tidak.
2.Aerotymponal
Garputala
dipukulkan ke media besi sampai bergetar, lalu arahkan garputala ke depan
lubang telinga lalu didekatkan ke belakang tulang telinga apakah masih
terdengar suara atau tidak.
e.
Hasil
Percobaan : 1.
Hasil Percobaan Individu
Craniotymponal
: Tidak
terdengar suara
Aerotymponal
: Terdengar suara
1.
Hasil
Sebenarnya
1.1
Suara nada garputala tidak terdengar
ketika diletakkan di puncak kepala. Masih tetap terdengar ketika garputala itu
didekatkan didepan lubang telinga.
1.2
Suara dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Semakin besar garputala maka semakin besar suara
1.3
Jika garputala dan telinga disejajarkan,
maka akan bagus.
1.4
Pada orangtua relativitas membran
timpani kurang berfungsi dengan baik.
1.5
Membran timpani menggetarkan maleus, incus, stapes sehingga terdengar
suara.
f. Kesimpulan : Suara yang dihasilkan
dari getaran garputala dapat merangsang kerja telinga dengan baik. Suara yang
ditangkap oleh telinga akan membuat membrane timpani menggetarkan tulang
martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi.
g. Daftar
Pustaka : Arisworo,
J., Yusa, & Sutresna, N. (2006). Ilmu pengetahuan alam untuk sekolah
menengah pertama. Jakarta: Grafindo
MagicMathic’s, L.
(2008). Jurus jitu sukses uasbn 2009. Yogyakarta: Indonesia Tera
Maniam. (2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
2.
Nama
Percobaan :
Tempat
Sumber Bunyi
Nama Subjek Percobaan : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan :
Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
menentukan sumber bunyi
b. Dasar Teori : Telinga
merupakan indera pendengaran pada manusia dan telinga adalah indera
mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang
suara yang terdapat di udara. Gelombang bunyi memerlukan medium untuk merambat.
Udara tempat merambatnya gelombang bunyi disebut zat antara atau medium antara.
Selain udara, zat cair dan zat padat pun merupakan zat antara bagi gelombang
bunyi. Diruang hampa udara, bunyi tidak dapat merambat. Hal tersebut dubuktikan
oleh seorang ilmuwan fisika Jerman yang bernama Otto von Guericke (1602-1686).
Bagian luar telinga
pada dasarnya, berfungsi sebagai corong untuk suara. Bagian ini meneruskan dan
melokalisasi suara (itulah sebenarnya alasan kita mempunyai dua telinga,
sehingga anda dapat menentukan darimana arah suara itu datang). Saat suara
memasuki lubang telinga, otak dapat membuat keputusan berdasarkan suara yang
anda dengar. Agar dapat mendengar, suara berjalan melintasi jalur preakitan
struktur yang masing-masing mempunyai peran dalam menghasilkan suara. Telinga
bagian luar terdiri atas gendang telinga yang berfungsi mengubah gelombang
suara ke dalam getaran mekanis yang menggtarkan tiga tulang yang melekat pada
telinga dalam, berisi cairan dan saraf-saraf.
c.
Alat
yang Digunakan : Pipa
karet
d. Jalannya Percobaan : Kedua
ujung karet didekatkan ke telinga, lalu seseorang dari belakang memencet pipa
di sebelah kanan, kiri atau tengah tanpa sepengetahuan subjek. Lalu subjek
menebak darimanakah asal suara yang dipencet.
e.
Hasil
Percobaan : 1.
Hasil Percobaan Individu
Benar 4 (Kanan,
kanan, kiri, dan kiri) salah 1 (tengah)
2. Hasil
Sebenarnya
Subjek masih
dapat membedakan suara pada pipa kiri dan kanan dianggap normal. Namun, suara
tengah sedikit sulit.
f. Kesimpulan : Kita dapat mendengar
dan membedakan arah dar datangnya suara melalui telinga kanan dan telinga kiri.
g. Daftar Pustaka : Maniam.
(2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
Roizen, F, M & Oz,
M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahammi tubuh agar tetap
sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka
Surya,
Y. (2009). Getaran dan gelombang. Tangerang: PT. Kandel
3.
Nama
Percobaan : Pemeriksaan
ketajaman pendengaran
Nama Subjek Percobaan : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
memeriksa ketajaman pendengaran
b. Dasar Teori : Manusia
dapat mendengar suara pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Pada dasarnya, telinga anda menerima gelombang suara dan
mengubahnya menjadi energi elektrik sehingga otak dapat memahaminya. Benar,
telinga kita mengubah dunia analog menjadi dunia digital. Kemampuan anda dalam
mendengar juga tergantung pada rambut-rambut pada pembuluh rumah siput. Jika
sel-sel rambut anda mati, anda mengalami kehilangan pendengaran. Kemungkinan
besar dikarenakan oleh suara yang keras atau kurangnya persediaan darah.Sekitar
60 persen orang yang berusia lebih dari 65 tahun akan mengalami kehilangan
pendengaram, dan 40 persennya membutuhkan pengeras.
Jika kita terlalu
sering mendengar bunyi-bunyian yang sangat keras atau lengkingan berfrekuensi
tinggi, telinga menjadi makin tidak sensitive dan ketulian mungkin saja
terjadi. Hal ini karena tulang-tulang rawan yang terdapat di bagian tengah
telinga terlalu sering bergetar dengan sangat hebat sehingga mulai kaku.
Akhirnya, tulang-tulang ini menjadi tidak efektif lagi dalam menangkap
gelombang bunyi yang melaluinya.
c.
Alat
yangDigunakan : Arloji/jam
d. Jalannya Percobaan : Arloji
didekatkan ke telinga subjek, dengan perlahan arloji dijauhkan dari telinga.
Lalu apakah subjek masih dapat mendengar suara detim dari arloji tersebut. Jika
sudah tidak terdengar lagi, maka subjek harus memberhentikannya. Lalu ukur
berapa jauh jarak arloji dengan telinga subjek. Dilakukan pada kedua telinga.
e.
Hasil
Percobaan : 1.
Hasil Percobaan Individu
Kanan 50 cm dan
Kiri 56 cm
2. Hasil
Sebenarnya
Sangat
dipengaruhi oleh kebisingan. Biasanya diatas rata-rata 50cm. telinga kanan
dapat mendengar lebih jauh daripada telinga kiri.
f. Kesimpulan : Seberapa
jauh telinga kita dapat mendengar dengan baik itu tergantung dari kebisingan
disekitar kita dan kerja otak kanan dan otak kiri.
g. Daftar Pustaka : Abdullah,
M. (2004). IPA fisika smp dan mts jilid 2.
Jakarta: Esis
Maniam.
(2010). Biology 2A. Jakarta: Facil
Roizen,
F, M & Oz, M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahami tubuh
agar tetap sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka
4. Nama Percobaan : Kedudukan
kepala dan mata normal
Nama Subjek Percobaan : Dhea
Mayangsari A
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak (goyang) akan
menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala;
melihat adanya nistagmus.
b.
Dasar
Teori : Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai
indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang
dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan
adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi Posisi
tubuh yang berhubungan dengan gravitasi(keseimbangan statis) yang dilakukan
oleh utrikulus dan sakulus dan Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang
dilakukan olehtigasaluran setengah lingkaran.
Pada
ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut
ampulla.didalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan
serabut saraf otak. Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian
yang berbentuk jeli. Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada
di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor
seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi
impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan
tubuh. Sedangkan di utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang dengan
cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otakakan dapat
menentukan posisi kepala dari gerakannya.
c. Alat yang Digunakan : Individu
d. Jalannya Percobaan : Subjek
berjalan lurus lalu hentakkan kepala ke kiri, setelah itu berputar arah dan
berjalan lagi, lalu hentakkan kepala ke sebelah kanan. Setelah itu berjalan
lagi.
e. Hasil Percobaan : 1.
Hasil Percobaan Individu
Jalan pertama sebelum hentak : normal
Jalan kedua sesudah hentak kiri : normal
Jalan ketiga sesudah hentak kanan : pusing
2.Hasil Sebenarnya
Dalam sikap tubuh biasa praktikan dapat berjalan lurus
atau tidak kesulitan dengan sikap tubuh dengan muka dibuang kekanan atau kekiri
praktikan tidak dapat berjalan lurus. Biasanya jalan kekiri atau kekanan.
f. Kesimpulan :. Keseimbangan kita akan terganggu jika pandangan
kita kekiri atau kekanan karena informasi keseimbangan berasal dari visual, vestibular dan sematosensori yang berpengaruh terhadap keseimbangan.
g. Daftar Pustaka : Aryulina,
D., Muslim, C., Manaf, F., & Winarni, E. (2004). Biologi sma/ma. Jakarta:
Erlangga
Astuti,
T. (2015). Buku pedoman umum pelajar ripal: Rangkuman ilmu pengetahuan alam
lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing
Roizen, F, M & Oz,
M, C. (2009). Sehat tanpa dokter: panduan lengkap memahammi tubuh agar tetap
sehat dan awet muda. Bandung: Mizan Pustaka
5.
Nama
Percobaan : Kanalis Semisirkularis Horizontalis
Nama Subjek Percobaan : Dhea Mayangsari A
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak (goyang) akan
menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala;
melihat adanya nistagmus.
b. Dasar Teori : Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai
indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang
dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan
adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi Posisi
tubuh yang berhubungan dengan gravitasi(keseimbangan statis) yang dilakukan
oleh utrikulus dan sakulus dan Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang
dilakukan olehtigasaluran setengah lingkaran.
Saluran pendengaran
menjadi salah satu organ keseimbangan tubuh. Hal tersebut karena dalam saluran
setengah lingkaran terdapat sebuah saluran kecil di atas rumah siput yang
disebut sanalis semisirkularis. Kanalis
semisirkularis terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran. Satu saluran
berada dalam posisi horizontal yang
disebut ampula,, sedangkan dua bagian
lainnya dalam posisi vertical, yaitu skula
dan utrikula.
Didalam kanalis semisirkularis terdapat cairan
dan rambut getar yang berfungsi sebagai alat pengenal posisi sehingga kita
dapat menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, di dalam saluran ini juga
terdapat suatu protein dan kalsium karbonat yang ikut menentukan posisi tubuh,
yaitu otolit. Bersama dengan cairan yang berada didalam
kanalis semisirkularis, otak dapat memehami posisi tubuh kita dan mempertahankan
keseimbangan posisi tubuh.
c.
Alat
yangDigunakan : Individu
d. Jalannya Percobaan : Subjek
menunduk (dagu sampai menyentuh dada) lalu diputar ke kiri sebanyak tiga kali,
jika laki-laki sebanyak lima kali. Lalu setelah diputar subjek diminta untuk berjalan
kedepan. Lalu lakukan lagi tetapi diputar kearah kanan.
e.
Hasil
Percobaan : 1. Hasil Percobaan
Individu
Jalan pertama setelah berputar tiga kali ke kanan sangat pusing.
Jalan kedua setelah berputar tiga kali ke kiri tidak
pusing.
2.Hasil Sebenarnya
Untuk percobaan 1 biasanya mengalami kesulitan untuk
berjalan lurus atau normal. Karena cairan endolimph
dan perilimph terganggu atau bergejolak.
Untuk percobaan 2 biasanya tidak terlalu mengalami
kesulitan untuk berjalan lurus seperti pada percobaan 1. Karena cairan endolimph dan perilimph normal kembali.
f. Kesimpulan : Keseimbangan seseorang akan terganggu jika cairan endolimph dan perilimph berguncang. Hal itu menyebabkan skita tidak dapat
berjalan dengan lurus atau normal.
g. Daftar Pustaka : Astuti,
T. (2015). Buku pedoman umum pelajar ripal: Rangkuman ilmu pengetahuan alam
lengkap. Jakarta: Vicosta Publishing
Ferdinand,
F & Ariebowo, M. (2010). Praktis belajar biologi. Jakarta: Visindo
Susilowarno, R, G. (2009). Siap
menghadapi uian nasional 2010 biologi sma/ma. Jakarta: Grasindo
6.
Nama
Percobaan : Nistagmus
Nama Subjek Percobaan : Dhea
Mayangsari A
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk
memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak (goyang) akan
menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu; dikembalikan seperti sediakala;
melihat adanya nistagmus.
b. Dasar Teori : Ketika
seseorang mendapat gangguan di salah satu sistem vestibular, visual, proprioceptive atau kognitif maka kesimbangan akan terganggu.
Salah satu penyebabnya bisa karena tekanan darah rendah ke otak, stroke atau tumor. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan oleh aktivitas motoric yang tidak dapat dipisahkan
dari faktor lingkungan dan regulasi.
Ketika
kepala tegak, miring, atau berputar, permukaan cairan didalam saluran setengah
lingkaran tersebut akan bergoyang dan mengenai ujung-ujung saraf. Tersentuhnya
saraf oleh cairan ini diartikan sebagai berita yang kemudian dikirim ke otak.
Berita tersebut diterjemahkan oleh otak dan mengartikan bahwa tubuh kita sedang
bergoyang dan tidak seimbang. Otak akan memerintah otot tertentu agar mengendur
sehingga keseimbangan tubuh terjaga dan kita tidak jatuh. Naik komedi putar
akan menyebabkan permukaan cairan di dalam saluran setengah lingkaran
berubah-ubah secara tidak teratur. Saat itulah keseimbangan tubuh terganggu dan
kita akan merasa mual dan pusing.
c.
Alat
yangDigunakan : Individu
d. Jalannya Percobaan : Subjek meletakkan tangan kiri di telinga
kanan dan tangan kanan di lutut kiri sambil menunduk (dagu menyentuh dada) lalu memejamkan mata dan
diputar ke kiri tiga kali, untuk laki-laki diputar kekiri lima kali.
Setelah diputar, catat apa yang dirasakan. Lalu lakukan lagi tetapi diputar ke kanan. Dan catat
apa yang dirasakan
e.
Hasil
Percobaan : 1. Hasil Percobaan Individu
f. Kesimpulan : Jika
cairan endolimph dan perilymph iterganggu maka kita tidak
dapat berjalan lurus. Selain itu, peran otak dalam menerjemahkan sinyal-sinyal
yang diberikan oleh saluran telinga juga mempengaruhi kesimbangan seseorang.
g. Daftar Pustaka : John,
P, J. (2009). Biopcychology. Yogyakarta:
EGC
Tim
IPA KP. (2008). Tubuh manusia penunjang pelajaran ipa. Depok: Sahabat Generasi
Cerdas
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar